Friday, December 24, 2010

SUPER-FICIAL

I had a loooot of things that bogglin my mind up these days.
Some of desperate things, but any nice too.

Gue baru aja ganti bagian. Setelah bagian kulit yang mendera kami penuh derita..sekarang gue ada di bagian anestesi yang (latanya) super-santai.
Memang sih.. dari luarnya anak-anak anestesi yang lalu menjalani hidup mereka penuh suka cita. tanpa beban tjuyy..
Tapi ternyata setelah gue jalanin engga juga.
Justru gue ga bisa barengan lagi makan siang karena tiap kelompok kecil jadwal perseptorannya jadi ngaco..
Ga bisa libur panjang christmas dan tahun baru karena masih ada jaga..
It's not super-santai, indeed.

Tapi yang jelas, kemujuran kami waktu di bedah terulang dong.. Bisa-bisanya tadi kelompok penomenal gue "reuni" di koridor depan RSHS. Ketawa cekikikan tanpa dosa dan law ofattraction kami yang sangat kuat membawa makhluk-makhluk itu berseliweran di depan mata. Yayy!

Sebenernya gue ga suka dibilang kalo menilai sesuatu atau bahkan mungkin seseorang dari luarnya saja.
Dont judge the book by its cover. That wus elementary kids said.
Tapi kalau lo tinjau lebih dalam, bagian luar seseorang merupakan presentasi dari apa yang ada di dalamnya seseorang. Baik jiwa maupun raganya.

Ada pepatah bijak bilang, " Berpakaianlah seperti hari ini adalah hari istimewa bagimu."
Pepatah ini dah gue buktikan 93,93 persen validitasnya.
Suatu hari gue abis pulang kuliah mampir ke salah satu supermarket di daerah Pasteur. Gue masih rapi jali dengan baju kuliah. Disana gue cuma beli satu macam barang, ga penting dan ga mahal. Tapi pramuniaganya berlaku sangat ramah. Setelah gue meninggalkan tempat itu mereka mengangguk berterima kasih ada sampai berapa kali.

Hari yang lain, waktu weekend dan kerjaan gue lagi tidur seharian, gue mencoba mengais-ais makanan di kosan yang ternyata nihil. Akhirnya gue ke supermarket yang sama buat beli banyak makanan. Tapi, as u guessed, walaupun gue belanja banyak mereka ga terlalu respek ke gue tuh krena gue kesana cuma pake baju "setela" gue tidur : celana panjang piyama, kaos lembek yang super-pewe yang udah ketumpahan kopi dan beberapa bercak es krim, rambut dicepol asal-asalan, dan sendal jepit. Gue sadar kalo gini caranya berarti gue ga menghargai diri sendiri. Asal-asalan itulah yang mencerminkan pribadi gue waktu itu.
Nah, ga heran kan kalo orang juga memperlakukan gue tidak penuh respek?

Jadi yang namanya "bungkus" luar itu sama pentingnya dengan apa yang didalam.
Kalo pepatah gue mah, " Suits yourself like its your day and everybody will treat you like its your birthday."

Ga ada salahnya kok menyayangi diri sendiri. Memperbaiki penampilan kita juga untungnya bukan buat siapa-siapa melainkan diri sendiri.

Tapi memang ada beberapa orang yang laggard.
Maksudnya ga nerima kalo bagian luar itu penting lhoo ternyata.
Ada 2 tipe laggard dalam berpakaian :
1. Orang yang tau cara berpakaiannya salah tapi ga tau cara memperbaikinya padahal ia ingin.
2. Orang yang tidak tahu cara berpakaiannya salah karena terlalu pede dengan apa yang dipilihnya.

Tipe laggard 1 relatif bisa lebih mudah dicairkan persepsinya, karena mereka intinya memang ingin di-make over oleh orang lain yang peduli.
Tipe orang seperti ini baisanya akan berubah menjadi lebih baik setelah bertemu orang yang mereka yakini bisa membuat mereka jadi lebih baik.
Contohnya cowok yang jadian sama cewek yang sangat memperhatikan penampilan si cowok. Karena si cowok ini mau ngelakuin apapun, ya mau deh akhirnya berubah.

Tapi tipe laggard 2 itu layaknya batu intan. Mau digeraji kayak apapun yang namanya dia udah pede dengan cara berpakaiannya yang salah. Ya apa boleh buat. Nasi sudah jadi bubur. Mari kita makan pake kerupuk.
Biasanya orang-orang seperti ini mesti dapet ilham dulu deh baru kembali ke jalan yang benar. Hohohoho

Then, how about relationship?
Is it wised to pick up our coule from the superficial?

You know, sometimes a statement swimming in my head that it called SUPER-ficial maybe it just super.

Orang mungkin memang pada akhirnya memilih hati sebagai tambatan akhirnya dalam memilih pasanagan,
Tapi..dari sekian hati mana yang akan tertambat, filtrasi pertama lewat apa dulu?
Disini mata-lah yang jadi penanggung jawabnya.
mata menyeleksi siapakah yang akan jadi pasangan kita.. dan mata,dengan segala keterbatasannya. mata manusia hanya diciptakan untuk melihat bagian luar sisi dari seorang manusia.
Jadi, kenapa kita masih meremehkan itu?
Mata dan hati, sama vitalnya.
Walaupun orang buta dapat hidup hanya dengan mengandalkan hati, kita sebagai manusia normal hendaknya menghargai ini.

Gue sendiri tidak muna kalo melihat orang kulit luarnya dulu.
Sebenarnya juga cara pandang gue biasa aja. Asal bersih, rapi, wanginya appropiate, pakaian yang pantas dan sopan, it just enough.
Kalau tahu caranya, ini bisa jadi sangat mudah.

Tapiii bagi kaum laggard type 2 tadi....hmmmm...
mendingan mulai dari kitanya aja deh, tanya ke keluarga/teman/pasangan apa cara berpakaian dan membawa diri kita sudah cukup baik atau tidak.. Minta mereka untuk jujur.
Biasanya dan mestinya yaah mereka akan memberi masukan yang membangun.

So.. if you just cant stop judge the book by its cover...
of course because the book called the way it is because it got cover.
So from now on, respect yourself. Suit up! just like Barney said.:)

cheeriO!:)

1 comment:

Anonymous said...

( ゚▽゚)/ i don't wear clothes